Selasa, 21 Mei 2013

love in diary epesode 3



“kamu ngapain bantuin aku?” kata Yumi sambil mengecat
“ kamu ini bodoh,  bukannya aku yang membuat kamu dihukum seperti ini” kata Hideki
“kamu itu orang yang sifatnya susah ditebak, baru pertama kali aku ketemu orang kaya kamu” kata Yumi
“aku juga baru pertama kali melihatmu, orang aneh” kata Hideki
“ish…. Aku lupa kalau aku sudah bersumpah tidak akan ngobrol dengan dia” katanya dalam hatinya
Tak terasa mereka selesai mengecat, mereka pun memasang papan tulis, jam dinding dan madding, Yumi pun menarik nafas lega, kehadiran Hideki sangat membantunya, jam merah ditangannya sudah menunjukan angka 5.20
“huft… capeknya… gimana kalau sekarang aku traktir kamu minum?” kata Yumi memutuskan menraktir Hideki sebagai tanda terima kasihnya

 “mana mungkin orang kayak aku bisa minum sama orang aneh kayak kamu?” kata Hideki
“maksud aku traktir minum biasa, bukan minum arak! Seumur hidupku aku gak pernah minum kayak gituan tau…” kata Yumi
“bolehlah… kalau kamu memaksa” kata Hideki sambil berjalan mendahului Yumi
“anak yang satu ini, pandai sekali membuat aku merubah-rubah pendanganku”kata Yumi, Yumi pun mengikuti Hideki pergi, mereka berjalan keluar sekolah, didepan sekolah, Yumi pun menghentikan langkahnya, Hideki yang berjalan di depan Yumi menoleh kebelakang
“aku mau nraktir kamu di kantin sekolah” kata Yumi
“ah…. Sudah ikutin aku aja, aku tau tempat yang cocok untuk kamu nraktir aku” kata Hideki melanjutkan jalannya, Yumi pun dengan terpaksa mengikuti Hideki, dengan wajah kesal, Yumi melihat Hideki dari belakang, melihat rambut khas jepangnya
“jangan melihatku seperti itu, bentar lagi kita sampai” kata Hideki yang terus melihat kedepan
“bagaimana kamu tau…? Kamu punya mata dibelakangmu?” kata Yumi
“hah! dasar Orang bodoh” kata Hideki, Hideki pun menghentikan langkahnya dan menoleh kesamping, sampailah mereka di restoran ala jepang, didepannya sangat jelas tulisan “selamat datang”, pohon sakura yang terlihat asli pun juga menghiasi restoran tersebut, restoran tersebut bernama “oisi”
“kenapa aku baru liat ada restoran jepang di Indonesia?” kata Yumi
“itu karna kamu sangat bodoh, cepet masuk, aku udah haus” kata Hideki, mereka pun masuk bersama kedalam restoran, mereka pun duduk dan memesan minuman
“sebenarnya aku hanya mau menraktirmu minum di kantin dan membawanya pulang, bukan seperti ini” kata Yumi
“sudah gini aja…”kata Hadake
Minuman pun datang, Hadake p pun memulai obrolan
“ waktu itu, kenapa kamu bisa berdiri di depan?” kata Hadake
“aku belum ngerjain PR, udah empat kali aku di suruh kedepan seperti itu”kataku mengaduk2 minumnya
“sudah kuduga” kata Hideki meminum minumannya
“bikin kesal saja…..” kata Yumi dalam hati
“jadi Kamu orang Tokyo?” Tanya Hideki
“iya, aku orang Tokyo” kata Yumi meminum minumannya
“pantas saja aku pernah melihatmu….,kamu….. kamu akan kembali ke Tokyo?” Tanya Hideki
“ pertanyaan yang mengusir, hmm… inginnya aku tinggal di Indonesia, aku gak mau meninggalkan teman-temanku, makanan Indonesia yang beragam, orang-orangnya yang ramah, dan…….. dan aku tidak mau meninggalkan seseorang. tapi aku tidak boleh seperti itu, aku harap aku secepatnya kembali ke Tokyo” Yumi pun menghentikan minumnya dan menunduk teringat Miko, Hideki pun terdiam, sedikit tidak mengerti apa yang dimaksud Yumi
“udah selesai pertanyaannya? Minumanku udah habis, aku mau pulang” kata Yumi
“tunggu, aku mau nanya satu hal lagi” kata Hideki
“hah?” kata Yumi
“kenapa kamu bodoh?” canda Hideki
“karna hanya orang-orang bodoh yang menganggap aku bodoh, aku pulang, arigatogozaimatshita (terima kasih banyak)” kata Yumi, Yumi pun langsung meninggalkan Hideki sendiri
“tunggu, Yumi! Katanya kamu yang mau nraktir! Heh! Ini belum dibayar! Yumi! Dasar bodoh!” kata Hideki kesal, dia pun langsung meminum habis minumannya.
Saat Yumi sampai dirumah, dia langsung mengeluarkan diary dan menulisnya tentang semua kejadian dihari itu, saat dia dihukum, sampai dia minum bareng Hideki, rasa kesalnya dia pada Hideki semuanya ditulis di diary itu sampai dia pun tertidur
*****
            13 menit lagi bel masuk sekolah berbunyi, tertapi Yumi belum masuk juga, Yena, Gita dan Lia sangat kawatir, mereka takut Yumi menyelesaikan hukuman kemarin sampai larut malam, dan saat Yumi pulang, Yumi  bertemu orang jahat, atau mereka juga takut Yumi terjatuh saat mengecat bagian atas dinding, tapi itu tidak mungkin, pasti cat dinding ini tidak akan selesai, mereka pun bertanya-tanya apa yang terjadi pada Yumi, waktu terus berjalan 5 menit lagi bel masuk dibunyi, mereka tambah khawatir, mereka pun menelefon hape Yumi, tapi hape Yumi tidak aktif, mereka tambah kawatir, jangan-jangan dugaan mereka benar.
“duuuh… Yumi mana ya?” kata Gita meremas-remas tangannya
“gak mungkin dinding sebesar ini di cat Yumi sendiri dengan waktu yang cepat, pasti butuh waktu yang lama, pasti Yumi pulang malam, azz…. Seharusnya aku memaksa untuk membantunya” kata Lia
“gimana kalau Yumi kenapa-napa saat pulang, azz…. Semua ini gara-gara murid baru itu, aku mau minta pertanggung jawaban” kata Yena, Yena pun langsung berdiri dan melihat bangku Hideki
“bangku Hideki kosong, apa Hideki belum masuk juga?” kata Yena
“dasar murid baru, baru masuk udah telat” kata Lia
Mereka bingung, pikiran buruk mereka terhadap dasar murid baru, baru masuk udah telat” kata Lia
Mereka bingung, pikiran buruk mereka terhadap Yumi makin menjadi-jadi, bel pun berbunyi, Yumi dan Hideki belum masuk juga, terdengarlah suara hentakan kaki berlari menuju kelas, ternyata itu Yumi, untungnya guru belum masuk ke kelas, Yena, Gita dan Lia pun menarik nafas lega, dan ternyata dibelakang Yumi ada Hideki berjalan santai menuju kelas, mereka pun heran
“kenapa kamu bisa datang bareng Hideki? Jangan-jangan….” Kata Gita
“apa? Hideki?” Yumi pun melihat ke depan, Hideki baru masuk kelas “bahkan aku gak tau dia ada dibelakang aku” kata Yumi nada kalem
“Yumi, asal kamu tau, kita semua ngawatirin lo, kita semua takut lo kenapa-napa” kata Yena mulai mengeluarkan bahasanya
“kamu pasti pulang malam yum” kata Gita
“kamu gak kenapa-napa kan?” kata Lia
“tenang aja teman-teman, aku gak pulang malam kok, aku gak kenapa-napa” kata Yumi tersenyum, dia senang mempunyai teman-teman baik seperti mereka
“baguslah kalau lo gak apa-apa” kata Yena
“kenapa hape kamu gak aktif?” Tanya Gita
“bukannya udah biasa hape aku gak aktif, aku suka males ngecas hape” kata Yumi
“kenapa kamu telat?” Tanya Lia
“tadi malam aku tidur larut sekali” kata Yumi menggaruk-garuk matanya
“kau hebat pasti kamu mengerjakannya dengan cepat, supaya tidak pulang malam”kata Lia
“pasti capek” kata Gita
“kalian gak usah khawatir, ada yang bantuin aku kok” kata Yumi
“siapa?”Tanya Yena, Gita dan Lia serempak
“udah ada pak wawan tuh….”kata Yumi
“kamu udah ngerjain PR dari pa wawan Yum?” Tanya Yena
“hah? Emm…belum, ehehe…” kata Yumi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Yena, Gita dan Lia pun saling bertatap muka
“semoga aja tidak ada murid baru lagi”
*****
                        Bel istirahat berbunyi, Yumi pun mengeluarkan buku gambarnya, dia pun meraut pensil, membersihkan penghapus dan mulai menggambar
“kamu mau ngegambar apa Yum?”Tanya Gita
“aku kan udah janji mau ngegambar light dan kamu” kata Yumi
“udah Yum, gak usah”kata Gita, tapi Gita tidak menahan, dia membiarkan Yumi menggambar, Yumi pun mengawalinya dengan menggambar muka, lalu mata, hidung, mulut, rambut, dan dilanjutkan kebadan sungguh garis-garis ekspresionalisme yang bagus, tanpa cacat sedikitpun, bentuk muka yang mulus, mata, hidung, mulut yang nyata bentuk tubuh dengan garis-garis yang tegas, light pun selesai digambar, Yumi pun melanjutkan dengan menggambar Gita disamping Light, karna dia sudah sering menggambar temannya itu, Yumi pun menyelesaikan gambar Gita dengan cepat
“Nih, udah selesai gambaranku” kata Yumi merobek buku gambarnya dan memberikannya pada Gita
“mirip sekali dengan Light yang ada di death note, tanpa melihat gambar tiruan, kamu bisa menggambarnya, keren ih Yumi” kata Gita memuji
“tapi liat, Gita yang digambar lebih cantik dari pada aslinya” kata Yena
“enak aja… mirip tau!” kata Gita mencubit lengan Yena
“sakit” kata Yena mengelus-ngelus lengannya, walaupun Yena sebenarnya tidak merasakan sakit sama sekali
                        Saat mereka sedang asik mengobrol, Hideki datang dan memberikan suatu kertas pada Yumi, mereka berempat pun langsung menghentikan obrolannya
“apa ini?” Yumi pun melihat kertas itu, isinya bon oisi yang berisi harga minuman yang mereka minum kemarin
“aku mau nagih utangmu” kata Hideki
“iya-iyaaa… aku bayar… nih….udah sana… ganggu orang lagi ngobrol aja” kata Yumi
“kamu tuh orang paling aneh yang pernah aku liat” kata Hideki pergi keluar kelas
“berhenti menyebutku aneh, bodoh dan pecundang lagi!” teriak Yumi kesal
Yena, Gita dan Lia pun langsung menatap Yumi dengan penuh kecurigaan
“kalian jangan menatapku seperti itu” kata Yumi
“kamu bilang kemarin kamu ada yang bantuin, hideki?”
“kemarin kamu minum bareng dia di restoran oisi itu kan?”
“kamu…. Kamu pacaran sama dia?”
“kamu ngobrol apa aja sama dia?”
“kamu memesan minum apa? Apa jangan-jangan”
“terus, Miko mau dikemanain?”
“apa secepat itu kamu melupakan miko dan pergi ke Hideki?”
“kalian kan baru kenal, suka berantem lagi”
Satu-persatu pertanyaan mereka keluarkan pada Yumi
“STOOOP” kata Yumi berdiri “aku gak pacaran sama Hideki! kemarin dia emang bantuin aku mengecat dinding itu! karna itu aku menraktirnya minum! aku gak suka sama Hideki! aku benci sama dia! dia selalu mengatakanku orang bodoh! dan asal kalian tau! cintaku hanya untuk MIKO!” kata Yumi, lancar tanpa jeda, Yumi pun mengatur nafasnya yang tidak beraturan
“Yum, suuuuut…” kata Yena melirik ke arah Joni, satu-satunya orang yang ada dikelas selain mereka, Joni pun hanya menganga medengar kata-kata Yumi itu. Langsung saja Yumi menghampiri Joni, diikuti dengan Yena, Gita dan Lia, mereka pun mengeluarkan senyum evilnya, Joni pun terkepung oleh mereka
“kalau kamu mau selamat, jaga rahasia ini” kata Yumi tersenyum evil, muka cantiknya berubah menjadi seperti penyihir yang sedang memberikan ancaman
“jika sampai ada orang lain yang tau, kamu yang akan kita hampiri”kata Yena mengeluarkan nada seperti hantu malam
“kamu tidak mau merasakan ini kan” kata Gita mengepalkan tangannya, seperti preman yang mau menghajar seseorang
“sebaiknya kamu berhati-hati, kamu harus berjanji pada kami!”kata Lia tersenyum nakal
                        Suasana pun seperti neraka, Yumi, Yena, Gita dan Lia menjadi seperti setan-setan yang sedang memberi ancaman pada seseorang, Joni pun menelan air liur ke tenggorokannya yang kering itu, dia pun menganguk gemetar, bertanda Joni berjanji pada mereka. melihat itu mereka pun mengubah senyum evilnya menjadi senyum manis mereka, mereka pun pergi meninggalkan Joni dikelas, Joni pun menghembuskan nafas lega, bagaikan berhasil selamat dari maut yang menghampirinya.
*****
“kalian mau langsung pulang?” tanyaYena
“iya lah… emang napa Yen?”Tanya Lia
“dirumah gua lagi gak ada siapa-siapa, kerumah gua yuk…”Tanya Yena
“boleh aja…” kata Yumi
“kamu takut dirumah sendiri ya Yen?” kata Gita nada mengejek
“gua gak takut, kalian mau ikut gak?” Tanya Yena
“Oke yen..” kata Gita
                        Mereka pun berjalan kerumah Yena, rumah Yena dekat dengan sekolah,  jika ada kerja kelompok pasti mereka melakukannya dirumah Yena, rumah paling dekat dari sekolah, Yumi, Gita dan Lia pun udah mulai bosan, mereka pun sampai kerumah Yena.
“jadi sekarang kita mau ngapain?” Tanya Yumi
“gimana kalau kita main the putar botol?” kata Lia
“dasar dedy cobuzer, oke dah…” kata Yena, Yena pun mengambil botol bekas, dan memutar botolnya, tutup botol pun menunjuk Gita
“oke, aku pilih Lia” kata Gita
“aku nanya apa ya? hmm… aha! Coba kamu sebutin satu persatu sifat jelek dari kita semua” kata Lia
“mulai dari siapa nih….” Kata Gita
“dari aku” kata Lia
“tapi kalian jangan marah ya… janji?” kata Gita
“iya…” kata Lia, Yena dan Yumi serempak, Gita pun tersenyum miring, dan mulai berkata
“hmm… menurutku Lia itu orangnya polos, dan suka menganggap serius semua hal ” kata Gita  “kalau Yumi.. hmm… Yumi itu telmi, lola lagi kalau mikir, trus Yumi itu orang yang paling sering melakukan hal aneh” lanjutnya “kalau Yena  orangnya sok kalem, padahal dia itu orang paling riweh” kata Gita “inget, kalian udah janji gak bakal marah” kata Gita
Yena, Yumi dan Lia pun saling memandang seperti mereka mempunyai pemikiran yang sama, mereka pun langsung menatap Gita dan mengeluarkan senyum evilnya, gita pun mulai gemeteran
“bukannya senyum persahabatan itu harus kita lakukan bersama-sama” kata Gita
Mereka pun langsung mencubit pipi Gita secara bergantian
“duuuh… sakitnya… kan kalian udah janji gak bakal marah!” kata Gita mengelus-ngelus pipinya
“tapi kita gak janji gak nyubit kan…” kata Yumi
“oke kita lanjutkan” kata Yena, Yena pun kembali memutar botolnya, tutup botol itu menunjuk Lia
“hmm… siapa ya? aku mau ditanya  Yena aja deh…” kata Lia
“oke, aku mau nanya, hal yang yang paling menyenangkan saat bersama kita berempat apa?” Tanya Yena
“hmm… apa ya… banyak sih.. kalau kita sudah tertawa bersama” kata Lia
“itu hal yang biasa, hampir setiap pertanyaan itu jawabannya pasti itu” kata Yena
“trus aku harus jawab apa lagi? Emang bener kok” kata Lia
“udah-udah…kita lanjut ya…” Yumi pun mengambil alih memutar botol, sekarang giliran Yena, berarti otomatis Yumi yang terakhir
“oke… Yumi, aku mau lo yang nanya” kata Yena
“apa ya? pertanyaan yang cocok buat Yena? Hmm… mantan pacar kamu dari yang paling berkesan siapa?” Tanya Yumi
“Reno, temen gua di Jakarta” kata Yena
“yaaah… kita gak kenal dong… gak asik” kata Yumi
“sekarang kamu Yumi, cuman kamu yang belum ditanya, dan aku yang belum nanya” kata Gita
“oke… kamu mau nanya apa?” Tanya Yumi
“kenapa kamu suka sama Miko?” Tanya Gita tegas, semua pun langsung memerhatikan Yumi, Yena dan Lia juga penasaran tentang hal itu, suasana pun serius
“aku suka sama Miko karna dia yang telah merubah hidupku” kata Yumi
“mengubah hidup lo?” Tanya Yena
“waktu SMP di jepang, ayah selalu memarahiku karna aku salalu tidak mendapatkan peringkat, ayahku pun membakar semua buku gambarku dan pensil khusus gambarku, aku marah sekali, emosiku pun keluar, semua perkataan aku sebutkan, dan akhirnya, ayahku menamparku keras sekali, sambil berkata “gambaran jelekmu hanya pembawa sial bagimu! Ibumu di surga akan kecewa padamu!”, mendengar itu, aku pun kabur dari rumah, aku pun pergi ke taman sendiri, tidak sengaja, aku menemukan secarik kertas dan arak tipis, aku pun menggambar ibuku yang sudah meniggal sedang tersenyum dikertas  untuk memulihkan perasaanku yang sedang sedih itu, saat itu, aku berjanji bahwa itu adalah gambar terakhirku” cerita Yumi panjang
“terus? Apa yang kamu lakukan?” Tanya Lia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar