Sabtu, 11 Mei 2013

LOVE IN DIARY (EPESODE 1)

Love in diary


12 – oktober- 2012

Episode 1

12 – oktober- 2012
Di taman, bel istirahat
Hai diary… tau gak, hari ini aku seneng banget, pujaan hatiku tuh, tau kan? Itu tuh, Miko, tadi aku tubrukan sama dia di kantin, atau apa mungkin, dia punya rasa yang sama padaku? Dia sengaja nabrak aku karna dia juga suka sama aku? Ah…. GR BGT! Gak mungkin! Aku ini ngehayal aja ya diary….
            Diary.. Andai saja aku dapat melihat apa yang terjadi jika dia tau aku mencintainya, apakah dia punya rasa yang sama? Apakah dia akan bersikap seperti biasa? Atau bahkan dia akan menjauhiku? Hanya ada 3 pilihan itu yang selalu aku pikirkan, ingin rasanya dia mengetahui rasa ini, tapi jika dia malah menjauhiku atau dia bersikap seperti biasa gimana?, aku akan merasakan malu luar biasa jika itu terjadi.
            Ingin rasanya dia tau perasaan ini, khayalanku mulai menjulang tinggi, menghayalkan dia mendekatiku saat dia tau perasaan ini, menghayalkan dia mempunyai perasaan yang sama saat dia tau perasaan ini. tapi, jika bertolak belakang? Ah….  Aku tidak mau menerima resiko sebesar itu, lebih baik aku pendam sendiri rasa ini, menurutmu gimana diary?
Yumi

 


“hai broh…..”
“Yena, Gita, Lia!!! Kalian ngagetin aja…” kata Yumi sambil memasukan buku dairy ku kedalam saku,
“baru selesai nulis diary ya mi” kata Lia
“tentang Miko da….” Kata Gita
“ buku diary lo beli dimana mi?” Tanya Yena
“buku diary ku ini adalah buku pemberian terakhir dari ibuku, kata ibuku, jika kamu curhat dengan buku ini kamu akan merasa tenang, buku dairy ini ukurannya kecil dan bisa di bawa kemana-mana, kalau buku ini sampai hilang, aku pasti akan sedih banget, semua perasaanku aku ungkapin dibuku ini, buku dairyku adalah teman terbaikku setelah kalian semua” kata Yumi
“gue cuman nanya buku  lo beli dimana, gak nanya sejarah buku diary lo” kata Yena
“ehehe… aku ingin kamu tau aja soal buku dairy ini, but, kalian jangan kasih tau siapa-siapa ya…”
“oke deh…” kata Lia dan Gita serempak, Lia dan Gita adalah sejoli yang selalu ceria, mereka sudah berteman dari SMP, sedangkan Yena adalah anak pindahan dari Jakarta, dan Yumi adalah orang jepang yang datang ke Indonesia, mereka berempat adalah sahabat dekat dari awal masuk SMA, dari kelas 10 sampai sekarang, kelas 12.  mereka selalu tergabung dalam kelas yang sama, bukan kebetulan, tapi mereka yang selalu membujuk guru yang bertugas membagi kelas supaya mereka tergabung dalam kelas yang sama sampai akhir. SMA mereka emang mempunyai system seperti itu, jika sudah naik kelas, murid-muridnya diacak, karna itu, setelah naik kelas mereka berempat selalu datang ke  guru yang bertugas membagi kelas itu
“siip…. Aku gak bakal ngasih tau siapa-siapa… Btw, lagi apa sih kamu yumi? Nulis dairy tentang Miko ya? Udah deh…  ungkapin aja nape…”
“inginnya sih begitu teman-teman… tapi… resikonya gede…”
“iya juga sih….” Kata Gita
“Tapi dari pada lu pendem sendiri” kata Lia
“sampai kapan kamu mau kayak gini mi…” kata Yena
Yumi terdiam, Yumi menatap teman-temannya,  Yumi ‘envi’ sama mereka, mereka berpacaran dengan cowok yang mereka kagumi masing-masing, Gita dengan mata besar tapi selalu tenggelam jika tertawa, Lia dengan pipi chabi dan mempunyai ‘kipot’ di pipinya, Yena dengan mata yang mempunyai bulu mata lebat, Yumi tersenyum melihat kelebihan temen-temennya itu
 “eh, sob…. ke perpus yuk…” kata Yumi melihat Miko memasuki perpus
“pasti tadi lu habis liat Mika masuk ke perpus” kata Yena
“mana Mikanya” kata Gita
“yuk dah…” kata Lia
mereka pun beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan menuju perpus, Yumi mempercepat langkahnya, yena, Lia dan Gita  hanya tersenyum miring melihat tingkah Yumi, mereka pun sampai di perpus,  Yumi memasang mata mencari pujaan hatinya itu
“heh! Itu disitu” yena memegang daguYumi dan mehadapkan mukaku menghadap dia
mereka pun mencari tempat duduk yang aman, yang aman untuk melihat Miko dengan jarak yang dekat, tapi tertutup, Mereka pun duduk di belakang rak Koran, Yena pun mengambil Koran dan membacanya, sedangkan Yumi melamun memerhatikannya. Yumi pun mengeluarkan buku dairynya

12- oktober-2013
Di perpus
Diary… aku ketemu dia di perpus terlihatlah pantulan cahaya dari kaca matanya, hidung mancungnya menahan kacamatanya, kulit putihnya, bibir manisnya, poni miringnya yang selalu dilempar kanan kiri mengingatkan aku pada idolaku, rapper yang berasal dari Korea itu, mirip sekali.
Yumi
“nulis dairy lagi…pasti tentang Miko…” kata Gita
“ dikit2 nulis dairy… Yumi…. Yumi… ck..ck…ck…” kata Lia
“biarin aja, suka-suka gua dong….” Yumi membela diri
“hahaha.. iya.. iya.. kalem bray… tapi, by the way… si Mika mirip lu tau gak…” kata Lia
“mirip apanya?”
“lu kan suka merhatiin! Napa lu gak tau, ckckckck…” kata Gita
“apanya yang mirip sih”
“itu tuh…dia juga dikit-dikit nulis dibuku kecil kayak lu, gua gak tau itu buku apa isinya, tapi kayaknya dairy juga deh, sama kayak lu” kata Yena
“iya juga ya… aku baru nyadar dia suka ngelakuin hal itu….” Kata Yumi
“lu bego atau tolol sih… tiap hari lu merhatiin dia, lu baru nyadar! Haduh! Yumi….Yumi….”kata Yena
“ehehehe….  Eh, tau gak, tadi gua sama dia tubrukan loh di kantin” kata Yumi
“ lagi ngalihin perbicaraan ya…” kata Yena, Lia dan Gita serempak
“ehehe….” kata Yumi menggaruk kepala yang tidak gatal
******
13- oktober-2013
Diam diri di taman
Diary… aku sedih banget, aku lagi ngeliat Miko duaan sama cewek, mereka duduk berdua di taman, apa jangan-jangan, mereka sedang berpacaran? Hhmm… diary,  liat deh… tapi, emang sih, perempuan itu lebih cantik dari aku, penampilannya lebih rapih, aku emang orang yang cuek, soal penampilan, gak seperti cewek itu, Miko pasti suka sama cewek itu, hmm… diary, aku sedih…
Yumi
Yumi pun menutup buku dairynya, melihat kembali Miko yang sedang mengobrol asik dengan cewek berambut hitam panjang itu, penampilannya yang sempurna membuat Yumi iri, terlihat tata rias dimuka perempuan itu begitu rapih, rambutnya hitam bergelombang tertata menambah pesona kecantikannya, berbeda dengan penampilan Yumi yang cuek, dia tidak pernah berdandan, rambutnya hanya diikat tidak di rias. Tanpa di sangka, saat Yumi sedang melihat mereka, Miko melihat kearah Yumi, reflek, Yumi pun memalingkan muka
“haduh… bodoh-bodoh… duh… malu…” kata Yumi sambil memukul-mukul pelan kepalanya, perlahan, Yumi pun kembali melihat Miko, terlihatlah Miko sedang menulis sesuatu di buku yang besar ukurannya sama kayak buku diary Yumi
“eh, Miko nulis apa tuh…” Yumi bertanya-tanya “eh, itu ada Yena”
“YENA…” panggil Yumi, “sini…”
“eh, Yumi, mo apa lu?”
“aku mau nanya, kata kamu, cewek yang disamping Mika itu, menurut lu gimana?”
“oh, cewek itu…”
“kamu tau siapa cewek itu”
“iya gue tau, cewek itu ikut karate, sama kayak gua”
“dia eksul karate?  Berarti sama kayak Miko juga dong…. Gimana? Mereka dekat gak?” Tanya Yumi
“gak terlalu deket juga sih, biasa aja….”
“tapi kok sekarang mereka jadi dekat?”
“yaaaaaa… bisa aja kali…. Jadi ada yang jealous nih ceritanya…”
“iya! Aku kesel! kalau mereka pacaran gimana?”
“entahlah….” Kata Yena sambil mencubit pipi Yumi
*****

            Yumi mempercepat langkahnya menuju toilet sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari kelasnya itu, mukanya gelisah tidak ingin mengulang kejadian memalukan yang dia pernah alami dulu, mengompol.
“duuuuuh…. Ni urin udah di ujung… Tahaaaaan…. Tahaan….” Yumi lebih mempecepat langkahnya, Yumi pun memasuki koridor kelas 11 tanpa disangka, Yumi melihat Miko berada di ruang kelas 11-I, ruang kelas mereka dulu.
“lagi apa tu orang?” Yumi pun melihat Miko, rasa ingin pipisnya pun hilang, dari jendela ujung ruang kelas 11-I, Yumi mengintip diam-diam, mencoba tidak ketauan, terlihat Miko sedang mencari sesuatu di ruang itu, satu persatu bangku dia cari kolong mejanya, lemari-lamari dia buka satupersatu, berkali-kali Miko membenarkan kacamatanya yang merosot itu dan akhirnya dia pun beristirahat, melepas kaca matanya dan mengusir poninya dari dahinya, duduk bersandar di bangku dan meluruskan kaki dan tangannya. Yumi pun bertanya-tanya, apa yang Mika cari di kelas 11-I?, kelas mereka dulu
“Miko lagi nyari apa ya?” Tanya Yumi heran, bodohnya, Yumi berbicara dengan suara keras. Langsung saja, Mika pun mengalihkan pandangan menuju suara
“YUMI!”
TO BE CONTINUE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar