Episode
1
12
– oktober- 2012
Di
taman, bel istirahat
Hai
diary… tau gak, hari ini aku seneng banget, pujaan hatiku tuh, tau kan? Itu
tuh, Miko, tadi aku tubrukan sama dia di kantin, atau apa mungkin, dia punya
rasa yang sama padaku? Dia sengaja nabrak aku karna dia juga suka sama aku?
Ah…. GR BGT! Gak mungkin! Aku ini ngehayal aja ya diary….
Diary.. Andai saja aku dapat melihat
apa yang terjadi jika dia tau aku mencintainya, apakah dia punya rasa yang sama?
Apakah dia akan bersikap seperti biasa? Atau bahkan dia akan menjauhiku? Hanya
ada 3 pilihan itu yang selalu aku pikirkan, ingin rasanya dia mengetahui rasa
ini, tapi jika dia malah menjauhiku atau dia bersikap seperti biasa gimana?,
aku akan merasakan malu luar biasa jika itu terjadi.
Ingin rasanya dia tau perasaan ini,
khayalanku mulai menjulang tinggi, menghayalkan dia mendekatiku saat dia tau
perasaan ini, menghayalkan dia mempunyai perasaan yang sama saat dia tau
perasaan ini. tapi, jika bertolak belakang? Ah…. Aku tidak mau menerima resiko sebesar itu,
lebih baik aku pendam sendiri rasa ini, menurutmu gimana diary?
“hai broh…..”
“Yena, Gita, Lia!!! Kalian ngagetin aja…” kata Yumi
sambil memasukan buku dairy ku kedalam saku,
“baru selesai nulis diary ya mi” kata Lia
“tentang Miko da….” Kata Gita
“ buku diary lo beli dimana mi?” Tanya Yena
“buku diary ku ini adalah buku pemberian terakhir
dari ibuku, kata ibuku, jika kamu curhat dengan buku ini kamu akan merasa
tenang, buku dairy ini ukurannya kecil dan bisa di bawa kemana-mana, kalau buku
ini sampai hilang, aku pasti akan sedih banget, semua perasaanku aku ungkapin
dibuku ini, buku dairyku adalah teman terbaikku setelah kalian semua” kata Yumi
“gue cuman nanya buku lo beli dimana, gak nanya sejarah buku diary
lo” kata Yena
“ehehe… aku ingin kamu tau aja soal buku dairy ini,
but, kalian jangan kasih tau siapa-siapa ya…”
“oke deh…” kata Lia dan Gita serempak, Lia dan Gita
adalah sejoli yang selalu ceria, mereka sudah berteman dari SMP, sedangkan Yena
adalah anak pindahan dari Jakarta, dan Yumi adalah orang jepang yang datang ke
Indonesia, mereka berempat adalah sahabat dekat dari awal masuk SMA, dari kelas
10 sampai sekarang, kelas 12. mereka
selalu tergabung dalam kelas yang sama, bukan kebetulan, tapi mereka yang
selalu membujuk guru yang bertugas membagi kelas supaya mereka tergabung dalam
kelas yang sama sampai akhir. SMA mereka emang mempunyai system seperti itu,
jika sudah naik kelas, murid-muridnya diacak, karna itu, setelah naik kelas
mereka berempat selalu datang ke guru
yang bertugas membagi kelas itu
“siip…. Aku gak bakal ngasih tau siapa-siapa… Btw, lagi
apa sih kamu yumi? Nulis dairy tentang Miko ya? Udah deh… ungkapin aja nape…”
“inginnya sih begitu teman-teman… tapi… resikonya
gede…”
“iya juga sih….” Kata Gita
“Tapi dari pada lu pendem sendiri” kata Lia
“sampai kapan kamu mau kayak gini mi…” kata Yena
Yumi terdiam, Yumi menatap teman-temannya, Yumi ‘envi’ sama mereka, mereka berpacaran
dengan cowok yang mereka kagumi masing-masing, Gita dengan mata besar tapi
selalu tenggelam jika tertawa, Lia dengan pipi chabi dan mempunyai ‘kipot’ di pipinya,
Yena dengan mata yang mempunyai bulu mata lebat, Yumi tersenyum melihat
kelebihan temen-temennya itu
“eh, sob…. ke
perpus yuk…” kata Yumi melihat Miko memasuki perpus
“pasti tadi lu habis liat Mika masuk ke perpus” kata
Yena
“mana Mikanya” kata Gita
“yuk dah…” kata Lia
mereka pun beranjak dari tempat duduknya, dan
berjalan menuju perpus, Yumi mempercepat langkahnya, yena, Lia dan Gita hanya tersenyum miring melihat tingkah Yumi,
mereka pun sampai di perpus, Yumi memasang
mata mencari pujaan hatinya itu
“heh! Itu disitu” yena memegang daguYumi dan
mehadapkan mukaku menghadap dia
mereka pun mencari tempat duduk yang aman, yang aman
untuk melihat Miko dengan jarak yang dekat, tapi tertutup, Mereka pun duduk di
belakang rak Koran, Yena pun mengambil Koran dan membacanya, sedangkan Yumi
melamun memerhatikannya. Yumi pun mengeluarkan buku dairynya
12- oktober-2013
Di perpus
Diary… aku ketemu dia di perpus
terlihatlah pantulan cahaya dari kaca matanya, hidung mancungnya menahan
kacamatanya, kulit putihnya, bibir manisnya, poni miringnya yang selalu
dilempar kanan kiri mengingatkan aku pada idolaku, rapper yang berasal dari
Korea itu, mirip sekali.
Yumi
“nulis dairy lagi…pasti tentang Miko…” kata Gita
“ dikit2 nulis dairy… Yumi…. Yumi… ck..ck…ck…” kata
Lia
“biarin aja, suka-suka gua dong….” Yumi membela diri
“hahaha.. iya.. iya.. kalem bray… tapi, by the way…
si Mika mirip lu tau gak…” kata Lia
“mirip apanya?”
“lu kan suka merhatiin! Napa lu gak tau, ckckckck…”
kata Gita
“apanya yang mirip sih”
“itu tuh…dia juga dikit-dikit nulis dibuku kecil
kayak lu, gua gak tau itu buku apa isinya, tapi kayaknya dairy juga deh, sama
kayak lu” kata Yena
“iya juga ya… aku baru nyadar dia suka ngelakuin hal
itu….” Kata Yumi
“lu bego atau tolol sih… tiap hari lu merhatiin dia,
lu baru nyadar! Haduh! Yumi….Yumi….”kata Yena
“ehehehe…. Eh, tau gak, tadi gua sama dia tubrukan loh di
kantin” kata Yumi
“ lagi ngalihin perbicaraan ya…” kata Yena, Lia dan
Gita serempak
“ehehe….” kata Yumi menggaruk kepala yang tidak
gatal
******
13- oktober-2013
Diam diri di taman
Diary… aku sedih banget, aku
lagi ngeliat Miko duaan sama cewek, mereka duduk berdua di taman, apa
jangan-jangan, mereka sedang berpacaran? Hhmm… diary, liat deh… tapi, emang sih, perempuan itu
lebih cantik dari aku, penampilannya lebih rapih, aku emang orang yang cuek,
soal penampilan, gak seperti cewek itu, Miko pasti suka sama cewek itu, hmm…
diary, aku sedih…
Yumi
Yumi pun menutup buku dairynya, melihat kembali Miko
yang sedang mengobrol asik dengan cewek berambut hitam panjang itu,
penampilannya yang sempurna membuat Yumi iri, terlihat tata rias dimuka
perempuan itu begitu rapih, rambutnya hitam bergelombang tertata menambah
pesona kecantikannya, berbeda dengan penampilan Yumi yang cuek, dia tidak
pernah berdandan, rambutnya hanya diikat tidak di rias. Tanpa di sangka, saat
Yumi sedang melihat mereka, Miko melihat kearah Yumi, reflek, Yumi pun
memalingkan muka
“haduh… bodoh-bodoh… duh… malu…” kata Yumi sambil
memukul-mukul pelan kepalanya, perlahan, Yumi pun kembali melihat Miko,
terlihatlah Miko sedang menulis sesuatu di buku yang besar ukurannya sama kayak
buku diary Yumi
“eh, Miko nulis apa tuh…” Yumi bertanya-tanya “eh,
itu ada Yena”
“YENA…” panggil Yumi, “sini…”
“eh, Yumi, mo apa lu?”
“aku mau nanya, kata kamu, cewek yang disamping Mika
itu, menurut lu gimana?”
“oh, cewek itu…”
“kamu tau siapa cewek itu”
“iya gue tau, cewek itu ikut karate, sama kayak gua”
“dia eksul karate? Berarti sama kayak Miko juga dong…. Gimana?
Mereka dekat gak?” Tanya Yumi
“gak terlalu deket juga sih, biasa aja….”
“tapi kok sekarang mereka jadi dekat?”
“yaaaaaa… bisa aja kali…. Jadi ada yang jealous nih
ceritanya…”
“iya! Aku kesel! kalau mereka pacaran gimana?”
“entahlah….” Kata Yena sambil mencubit pipi Yumi
*****
Yumi
mempercepat langkahnya menuju toilet sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari
kelasnya itu, mukanya gelisah tidak ingin mengulang kejadian memalukan yang dia
pernah alami dulu, mengompol.
“duuuuuh…. Ni urin udah di ujung… Tahaaaaan….
Tahaan….” Yumi lebih mempecepat langkahnya, Yumi pun memasuki koridor kelas 11
tanpa disangka, Yumi melihat Miko berada di ruang kelas 11-I, ruang kelas
mereka dulu.
“lagi apa tu orang?” Yumi pun melihat Miko, rasa
ingin pipisnya pun hilang, dari jendela ujung ruang kelas 11-I, Yumi mengintip
diam-diam, mencoba tidak ketauan, terlihat Miko sedang mencari sesuatu di ruang
itu, satu persatu bangku dia cari kolong mejanya, lemari-lamari dia buka
satupersatu, berkali-kali Miko membenarkan kacamatanya yang merosot itu dan
akhirnya dia pun beristirahat, melepas kaca matanya dan mengusir poninya dari
dahinya, duduk bersandar di bangku dan meluruskan kaki dan tangannya. Yumi pun
bertanya-tanya, apa yang Mika cari di kelas 11-I?, kelas mereka dulu
“Miko lagi nyari apa ya?” Tanya Yumi heran,
bodohnya, Yumi berbicara dengan suara keras. Langsung saja, Mika pun
mengalihkan pandangan menuju suara
“YUMI!”
TO
BE CONTINUE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar